WHEN ENGLISH COMES TO YOUR HOUSE


WHEN ENGLISH COMES TO YOUR HOUSE

by: Imaya Wijayanti, S.Pd.


Pelajaran Bahasa Inggris ternyata tak semengerikan yang dibayangkan atau pelajaran bahasa Inggris itu tak se-horror kelihatannya. Kok bisa? Tentu saja, ini hanya ada di negara ber-platform +62 alias negara yang ber-flower ini. Bagaimana tidak? Coba perhatikan kata/frasa/kalimat yang sering dituturkan anak-anak dalam berbagai kesempatan:

Woles
Lah, woles itu artinya santai/pelan-pelan saja. Kok bisa? Ini meniru gaya bahasa ‘aremania’ yang punya ciri khas bahasa walikan; mengucapkan kata dengan cara membaca dari fonem paling belakang. Asal kata woles adalah ‘slow’ dari bahasa Inggris. Coba kata itu dibaca terbalik!

I am not father
Terketuk dengan kalimat itu dalam kelas. Kemudian saat itu, bertanya ke siswa. Oh my wow, artinya adalah ‘aku nggak papa’. Aku dalam bahasa Inggris sama dengan ‘I am’; tidak= no; apa-apa (disingkat papa)= father. Secara vocabulary sih sudah benar dan berarti selama ini pemerolehan bahasa Inggris berhasil karena siswa bisa menghafal kosakata dengan baik. Saking baiknya, akhirnya mereka naik ke level berikutnya, yaitu grammar (tata bahasa). Secara kreatif dan inovatif, aku tidak apa-apa (aku ra popo) diterjemahkan dalam bahasa Inggris menjadi ‘I am not father’. Bukankah itu fenomenal?
If you want to express something that mean ‘aku nggak (a)pa-(a)pa’, you prefer to say in English:
1.    It doesn’t matter
2.    Never mind
But, if you express mengalami sesuatu dan want to say ‘aku tidak apa-apa/aku baik-baik saja’ cukup katakan:
1.    I am okay
2.    I am fine
3.    It’s okay
So, kini sudah tahu khan how to express I am not father? By the way, bangsa +62 memang kreatif karena mengadaptasi bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia. Ibaratnya ‘burger’ rasa bakwan. Hehehe.

Sek yu
Jika ada ada pepatah, 'lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya' ketika bersinergi dengan kaidah berbahasa, maka bahasa Inggris lain cita rasanya. Ini juga sisi 'local genius' warga ber-flower yang bersemboyan berbeda tetap satu. Saking beragamnya, bahasa Inggris pun dianggap Bahasa Jawa. Coba perhatikan kalimat ini:
See you- cara membacanya ‘si yu’. Lah, daripada susah mengucap dan menghafal, jadilah ‘sek yu’. Sek dalam bahasa Jawa berarti ‘sebentar’ dan ‘yu’ berasal dari penggalan ‘mbak yu (kakak perempuan)’. Efeknya, see you dicampur-artikan dengan ‘sebentar ya’ karena sama-sama mengungkapkan perpisahan. Unik bukan?
Ya itulah, kadang-kadang pronounciation dibenturkan dengan dialek lokal suatu bangsa. Sangat sulit mengamalkan pronounciation identik dengan native speaker. Toh bisa, tentunya hanya segelintir orang itu pun dengan latihan yang panjang dan konsisten. Kalau mau jujur sih, itu ternyata tak hanya di Indonesia, orang jepang tak mau ketinggalan pula. Contoh: orang dari negeri Sakura mengatakan fruit juice dengan sebutan furutujutsu. Nah khan!
            Ehm, that’s all. Wherever we are, yang penting kita harus bersyukur atas nikmat berbahasa yang diberikan Allah SWT. Sst, atin-atin langtoa (bahasa Tagalog untuk rahasia antara kita), berbanggalah sebagai orang Indonesia yang konon mampu berbahasa Inggris dan bahasa asing lainnya dengan sangat fasih karena berkat keluwesan ‘lidahnya’. Secara fisiologis, kita punya potensi yang luar biasa. Sayang bukan kalau tak dioptimalkan?! Moreover, dengan belajar bahasa Inggris, actually you are prepared to the new world and you can choice whatever you want to be. Let’s make learn joyful!

Well, it's time to the last exam. Have you ready on it?
Click the picture below to step forward to your dreams!








0 komentar: